بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Teman-teman pembaca yang insyaAllah di rahmati Allah subhanahuwata'ala. mari kita simak materi yang saya kutib dari fanspage facebook PISS-KTB tentang tingkatan syukur.
Kesepakatan Ulama Tasawuf, syukur terdapat tiga tingkatan;
1. syukur bil lisān.
2. syukur bil arkān.
4.syukur bil jinān.
⧫ Syukur bil lisān adalah wujud syukur dengan menampakkan nikmat anugrah pemberian Tuhan kepada orang lain. Seringkali dijumpai seseorang merasakan kenikmatan anugrah Allah ‘Azza wa Jalla dengan melafalkan pujian ‘alhamdulilLāh’.
Sebagaimana tercerminkan dalam firman Allah SWT;
وَأمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْAdapun dengan nikmat pemberian Tuhan-mu, maka ucapkanlah. [adz-Dzuhā: 11]
⧫ Sedangkan syukur bil arkān adalah mengaplikasikan bentuk syukur dengan
amal-kebaikan, atau menasarufkan anugrah kenikmatan dari Allah dengan
mencukupkan diri dari terjerumus dalam jurang kemaksiatan. Untuk yang
terakhir ini lebih utama dari pada yang pertama, karena tidak terjerumus
dalam kemaksiatan itu lebih utama dari pada melakukan amal-kebaikan.
Maqam syukur yang seperti ini, para Ulama istitlāl pada ayat al-Qur’ān al-Karīm, demikian;اعْمَلُوْا آلَ دَاوُدَ شُكْرًاBeramal-kebaikanlah kalian, sebagaimana keluarga (utusan-KU); Dawud, (yaitu amal-kebaikan bentuk dari) syukur (kepada-KU) [Sabā’: 13]
⧫ Adapun syukur bil jinān adalah bentuk syukur dengan meyadari sepenuhnya
bahwa hanya Allah semata-lah yang menganugrahkan kenikmatan kepadanya,
bukan yang lain. Seseorang yang didudukkan pada maqam ini, dalam dirinya
terdapat sebuah rumusan. minalLāh, ilLāh dan lilLā: Inilah anugrah
pemberian dari Allah, akan saya tasarufkan dalam kebaikan untuk menuju
ridla Allah, dan sedikitpun tidak tercampur karena selain Allah ‘Azza wa
Jalla (ikhlas dalam beramal).
Kesempurnaan maqam ini, sebagaimana Ahlul Haqiqah ihtijāj, dari Kalam Ilahiyah yang qadim, sbb:Yang terakhir inilah kesempurnaan ihsan, maqam Ashḣābul yamīn, maqam baqā’, sebagai muqadimah menuju maqam fanā’, sebagaimana kesempurnaan syukurnya kekasih Allah. Sebagaimana yang dijelaskan Ibnu Ajibah dalam Syarh Hikam-nya.وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللهِdan apa-apa yang bersama kalian dari anugrah-kenikmatan, maka (keseluruhannya) adalah dari Allah. [an-Naḣl: 53]
والله أعلمُ بالـصـواب
0 komentar:
Posting Komentar